Rumah tangga harus terus dirawat dengan baik. Keharmonisannya juga harus dipelihara sehingga cinta antar pasangan semakin terpupuk dengan kuat. Lain daripada itu gejala perceraian di dalam mahligai tidak boleh muncul ke permukaan. Namun jika sudah kadung muncul maka segera dicari penyebabnya lalu selesaikan.
Ada banyak tanda kalau rumah tangga akan segera berakhir. Pertanda atau gejala semacam ini yang harus diketahui oleh pasangan menikah. Sehingga ada motivasi kuat untuk mempertahankan mahligai jika gejala tersebut mulai terlihat. Untuk lebih lengkapnya terkait penjelasan tersebut silakan baca listicle di bawah ini:
1. Tidak Tidur Seranjang
Pasangan yang sudah menikah diperbolehkan untuk tidur seranjang berdua. Termasuk tidak ada larangan untuk melakukan hubungan intim di antara keduanya. Bahkan, aktivitas ini memang harus dilakukan demi untuk mendapatkan keturunan sekaligus untuk mempererat rasa cinta di antara mereka.
Sebaliknya jika ada pasangan menikah mulai tidak tidur seranjang, jangan-jangan itu pertanda kalau rumah tangga tidak baik-baik saja. Bahkan kalau tidak tidur seranjang dalam waktu yang lama mungkin mereka tidak lagi saling mencintai satu sama lain. Kalau demikian berarti sebentar lagi akan muncul perceraian yang memprihatinkan.
2. Tidak Lagi Memberi Uang Belanja
Seorang suami diwajibkan untuk memberikan nafkah lahir kepada istrinya. Ini merupakan sebentuk tanggung jawab yang tidak boleh ditinggalkan. Termasuk memberikan nafkah terhadap si buah hati dari memberikan jaminan makan, uang sekolah, uang saku dan lain sebagainya.
Akan tetapi, kalau suami sudah tidak ingin memberi nafkah kepada istri dan juga anaknya berarti di dalam hatinya sudah tidak ada lagi rasa cinta. Mungkin si suami ini sedang menunggu waktu saja untuk menjatuhkan talak. Kalau pun tidak jatuh talak si istri pasti akan memintanya karena dia merasa kalau si suami sudah tidak lagi layak disebut pemimpin rumah tangga.
3. Jatuh Talak untuk Hal yang Sepele
Di dalam agama Islam dikenal istilah talak 1, 2 dan talak 3. Kalau sudah jatuh talak 3 maka secara otomatis pasangan tersebut sudah tidak bisa lagi dipersatukan. Karena syaratnya si istri harus menikah lagi secara sah dengan pria lain. Dari sini sudah jelas kalau suami tidak bisa lagi rujuk kalau yang diucapkan adalah talak 3.
Nah, gejala perceraian yang dimaksud ialah ketika suami sampai menjatuhkan talak 1 untuk kasus yang sepele. Untuk tahap ini si pasangan masih bisa rujuk jika menyesal serta ingin kembali menjalin hubungan rumah tangga. Akan tetapi yang perlu disadari ialah si suami terlalu mudah mengucapkan kata talak. Nah, bisa jadi di kasus berikutnya ia akan benar-benar menjatuhkan talak 3.
4. Ada Perselingkuhan
Gejala perceraian yang berikutnya ialah ada perselingkuhan yang dilakukan. Lumrahnya orang yang berselingkuh pasti secara sembunyi-sembunyi. Sebaliknya jika sudah kadung ketahuan, maka pria atau wanita selingkuhan pasti ditinggalkan dan lebih memilih kembali ke pasangan yang sah.
Akan tetapi kalau perselingkuhan dilakukan secara terbuka tentu ada maksud lain dari perilaku tersebut. Bisa jadi itu hanya motif agar si suami atau istri bisa mengakhiri mahligai dengan pasangan yang sah. Maka dari itu, berhati-berhatilah dengan pasangan yang membawa selingkuhannya masuk ke dalam rumah.
5. Membandingkan Istri dengan Wanita Lain
Untuk kasus ini memang belum berupa perselingkuhan secara terbuka. Akan tetapi si suami begitu getol untuk membandingkan istrinya yang sah dengan wanita lain. Bahkan si suami tidak segan untuk menyalahkan apapun yang dilakukan oleh istrinya. Seperti rasa masakan yang terlalu hambar, riasan yang terlalu tebal dan selainnya.
Kalau ada suami seperti ini bisa jadi dia sedang ada main dengan seseorang di luar rumah. Dan dia sedang mencari cara agar si istri yang sah merasa marah hingga melakukan perlawanan. Kalau ini yang terjadi maka si suami seakan memiliki legalitas untuk menjatuhkan talak. Alasannya karena si istri berani membangkang kepada suami.
6. Adanya Nuyzuz yang Ekstrim
Istri yang selalu melanggar perintah suami yang terkait dengan pelarangan untuk berbuat maksiat, maka itu disebut perilaku nuyzuz. Semisal istri melanggar perintah untuk mengerjakan sholat, tidak berkhalwat dengan laki-laki lain, tidak memakai pakaian mini dan selainnya. Padahal pelarangan tersebut semata bukti kalau si suami sangat mencintai si istri.
Nah kalau si istri sudah melakukan tindakan nuyzuz parah maka itu bisa menjadi pertanda perceraian. Karena tidak ada lagi jalan lain untuk menghentikan kebiasaan buruk dan haram tersebut kecuali dengan diceraikan. Apalagi jika sebelumnya sudah pernah dinasehati, dipisah tempat tidurnya hingga dipukul dengan pukulan yang tidak melukai dan tidak berbekas.
7. Melakukan KDRT
Seorang suami atau istri melakukan kekerasan di dalam rumah tangga atau KDRT ini merupakan gejala perceraian yang paling populer. Sedangkan yang membatalkannya hanya kesabaran si korban saja sekalipun harus dipukul dengan cara-cara yang tidak manusiawi. Namun pertanyaannya sampai kapan kesabaran tersebut ada di dalam jiwa?
KDRT yang dilakukan terus menerus akan menjadi penyebab rusaknya mahligai rumah tangga. Si korban pasti mengakhiri hubungan ini atau paling tidak akan melaporkan kepada pihak yang berwajib. Kalau cara ini yang dipilih tentu sama saja dengan bercerai secara halus. Karena tidak mungkin ada istri yang memasukkan suaminya ke penjara tanpa bercerai terlebih dahulu.
Gejala perceraian di atas tidak boleh dianggap remeh sedikitpun. Seluruh pasangan menikah pun tidak boleh memasukkannya ke dalam rumah tangga. Karena jika pasangan sudah memilih bercerai, maka yang akan menjadi korban bukan keduanya saja melainkan juga anak dan juga dua keluarga besar.
Discussion about this post